BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Biologi merupakan suatu ilmu yang berdekatan
dengan kehidupan kita sehari-hari dan biologi merupakan suatu penghubung dari
semua ilmu alam dan juga sebagai ilmu yang mempertemukan ilmu alam dengan ilmu
sosial.
Salah satu pokok pembahasan di dalam ilmu
biologi adalah bioteknologi. Dimana bioteknologi disini dibagi ke dalam
bioteknologi modern dan bioteknologi konvensional. Salah satu contoh
bioteknologi konvensional adalah fermentasi.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah biologi umum. Selain itu juga, penyusunan makalah ini untuk menambah
pengetahuan para mahasiswa.
Tujuan
Adapun tujuan
pembuatan makalah ini, diantaranya :
- untuk mengetahui pengertian dari
bioteknologi
- untuk mengetahui pengertian dan sejarah
fermentasi
- untuk mengetahui pengaplikasian fermentasi
dalam bidang pangan
Rumusan Masalah
Beberapa
rumusan masalah yang menjadi pedoman pembuatan makalah ini, antara lain:
1.
Apa pengertian
dari bioteknologi?
2.
Apa yang
dimaksud dengan fermentasi dan bagaimana sejarahnya?
3.
Bagaimana
pengaplikasian fermentasi dalam bidang pangan?
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah bioteknologi
untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur Hongaria
pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan
menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya (Suwanto, 1998). Bioteknologi
berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk hidup dan 'teknologi'
yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa. Dari paduan dua kata tersebut
European Federation of Biotechnology
(1989) mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam
dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel,
bagian dari organisme hidup, dan analog molekuler untuk menghasilkan produk dan
jasa. Selama ini , kita melihat begitu pesat perkembangan bioteknologi di
berbagai bidang. Pesatnya perkembangan bioteknologi ini sejalan dengan tingkat
kebutuhan manusia dimuka bumi. Hal ini dapat dipahami mengingat bioteknologi menjanjikan
suatu revolusi pada hampir semua aspek kehidupan manusia, mulai dari bidang
pertanian, peternakan dan perikanan hingga kesehatan dan pengobatan. Bioteknologi
tidak hanya berkembang pada akhir – akhir ini saja. Bioteknologi telah
dimanfaatkan sejak ribuan tahun yang lalu, di segala bidang, seperti industri
pangan, obat – obatan, pertanian, kesehatan, dan pengelolaan lingkungan. Di
masa lalu, bioteknologi dilakukan secara sederhana. Perkembangan yang pesat
baru terjadi setelah diketahui mikroorganisme melakukan fermentasi yang
dipelopori oleh LOUIS PASTEUR sehingga beliau mendapat julukan sebagai bapak
bioteknologi. Perkembangan bioteknologi secara modern terjadi setelah penemuan
struktur DNA sekitar tahun 1950 yang diikuti dengan penemuan – penemuan
lainnya. Penemuan ekspresi gen, enzim pemotong DNA, menciptakan DNA rekombinan
dengan menggabungkan DNA dari dua organisme yang berbeda, dan kloning merupakan
contoh bioteknologi modern. Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang
didasarkan pada manipulasi atau rekayasa DNA (gen), selain memanfaatkan
mikrobiologi dan biokimia.
A.
Pengertian
Bioteknologi
Bioteknologi adalah pemanfaatan
prinsip-prinsip ilmiah yang menggunakan makhluk hidup untuk menghasilkan produk
dan jasa guna kepentingan manusia. Ilmu-ilmu pendukung dalam bioteknologi
meliputi mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi sel,
teknik kimia, dan enzimologi. Dalam bioteknologi biasanya digunakan
mikroorganisme atau bagian-bagiannya untuk meningkatkan nilai tambah suatu
bahan. Adapun beberapa definisi dari bioteknologi adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan terpadu biokimia, mikrobiologi dan ilmu keteknikan
untuk mewujudkan aplikasi teknologi dari mikro-organisme, kultur jaringan dan
bagian-bagian lainnya.
2. Aplikasi dari organisme, sistem atau proses
untuk industri manufaktur dan pelayanan jasa.
3. Teknologi yang menggunakan fenomena biologi untuk mengopi dan
menghasilkan bermacam-macam produk yang berguna.
4. Bioteknologi adalah tidak lebih dari sebuah istilah diberikan
untuk sekumpulan teknik-teknik dan proses-proses.
5. Bioteknologi adalah penggunaan organisme hidup dan komponennya
dalam bidang pertanian, pangan dan proses-proses industri lainnya.
6. Aplikasi berbagai teknik yang menggunakan organisme hidup atau
bagiannya serta untuk menghasilkan produk dan/atau jasa.
Bioteknologi dapat digolongkan
menjadi bioteknologi konvensional/ tradisional dan modern. Bioteknologi
konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk
memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe,
tape, oncom, dan kecap. Mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan. Proses yang
dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain tempe,
tape, kecap, dan sebagainya termasuk keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap
sebagai bioteknologi masa lalu. Ciri khas yang tampak pada bioteknologi
konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk hidup secara langsung dan belum
tahu adanya penggunaan enzim.
B.
Fermentasi
1.
Pengertian Fermentasi
Fermentasi
adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum,
fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah
bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi
beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal
sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman
beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja
yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat
dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai
produk sampingannya. Akumulasi asam laktat inilah yang berperan dalam
menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
2.
Sejarah Fermentasi
Ahli Kimia Perancis, Louis Pasteur adalah seorang
zymologist pertama ketika di tahun 1857 mengkaitkan ragi dengan
fermentasi. Ia mendefinisikan fermentasi sebagai "respirasi (pernapasan)
tanpa udara".
Pasteur
melakukan penelitian secara hati-hati dan menyimpulkan, "Saya
berpendapat bahwa fermentasi alkohol tidak terjadi tanpa adanya organisasi,
pertumbuhan dan multiplikasi sel-sel secara simultan..... Jika ditanya,
bagaimana proses kimia hingga mengakibatkan dekomposisi dari gula tersebut...
Saya benar-benar tidak tahu".
Ahli kimia Jerman, Eduard
Buchner, pemenang Nobel Kimia tahun
1907, berhasil menjelaskan bahwa fermentasi sebenarnya diakibatkan oleh
sekeresi dari ragi yang ia sebut sebagai zymase.
Penelitian yang
dilakukan ilmuan Carlsberg (sebuah perusahaan bir) di Denmark semakin
meningkatkan pengetahuan tentang ragi dan brewing (cara pembuatan bir).
Ilmuan Carlsberg tersebut dianggap sebagai pendorong dari berkembangnya biologi molekular.
Fermentasi ada
tiga, yaitu :
a) Fermentasi
alkohol
Fermentasi
alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil alkohol)
dan karbondioksida. Organisme yang berperan yaitu Saccharomyces cerevisiae
(ragi) untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras. Reaksi Kimia:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
b) Fermentasi
asam laktat
Fermentasi asam
laktat adalah respirasi yang terjadi pada sel hewan atau manusia, ketika
kebutuhan oksigen tidak tercukupi akibat bekerja terlalu berat
Di dalam sel
otot asam laktat dapat menyebabkan gejala kram dan kelelahan. Laktat yang
terakumulasi sebagai produk limbah dapat menyebabkan otot letih dan nyeri,
namun secara perlahan diangkut oleh darah ke hati untuk diubah kembali menjadi
piruvat.
c) Fermentasi asam
cuka
Merupakan suatu
contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob. fermentasi ini
dilakukan oleh bakteri asam cuka (acetobacter aceti) dengan substrat etanol.
Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh
fermentasi alkohol secara anaerob.
3.
Reaksi
Kimia Fermentasi
Senyawa
organik yang biasanya
digunakan adalah karbohidrat dalam bentuk glukosa. Senyawa tersebut akan diubah
oleh reaksi reduksi dengan katalis enzim menjadi sutu bentuk lain misalnya
aldehida, dan dapat dioksidasi menjadi asam.
Sel-sel yang
melakukan fermentasi mempunyai enzim-enzim yang akan
mengubah hasil dari reaksi oksidasi, dalam hal ini adalah asam, menjadi suatu
senyawa yang mempunyai muatan lebih positif sehingga dapat menangkap elektron
atau bertindak sebagai aseptor elektron terakhir dan menghasilkan energi. Secara lebih jelas reaksi tersebut dapat diterangkan melalui
skema sebagai berikut:
Di dalam proses fermentasi, kapasitas mikroba untuk
mengoksidasi tergantung dari jumlah aseptor elektron terakhir yang dapat
dipakai. Secara lebih singkat skema proses fermentasi adalah sebagai berikut:
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada
jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6)
yang merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH).
Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Persamaan
Reaksi Kimia
C6H12O6
→ 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang
dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan
sebagai
Jalur biokimia
yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi
umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang
merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian
besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang
dihasilkan.
4.
Sumber energi dalam kondisi anaerobik
Fermentasi diperkirakan menjadi cara untuk menghasilkan
energi pada organisme purba sebelum oksigen berada pada konsentrasi tinggi di
atmosfer seperti saat ini, sehingga fermentasi merupakan bentuk purba dari produksi
energi sel.
Produk fermentasi mengandung energi kimia yang tidak
teroksidasi penuh tetapi tidak dapat mengalami metabolisme lebih jauh tanpa
oksigen atau akseptor elektron lainnya (yang lebih highly-oxidized)
sehingga cenderung dianggap produk sampah (buangan). Konsekwensinya adalah
bahwa produksi ATP dari fermentasi menjadi kurang effisien dibandingkan oxidative
phosphorylation, di mana pirufat teroksidasi penuh menjadi karbon dioksida.
Fermentasi menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa bila dibandingkan
dengan 36 ATP yang dihasilkan respirasi aerobik.
"Glikolisis aerobik" adalah metode yang dilakukan
oleh sel otot untuk memproduksi energi intensitas rendah selama periode di mana
oksigen berlimpah. Pada keadaan rendah oksigen, makhluk bertulang belakang
(vertebrata) menggunakan "glikolisis anaerobik" yang lebih cepat
tetapi kurang effisisen untuk menghasilkan ATP. Kecepatan menghasilkan ATP-nya
100 kali lebih cepat daripada oxidative phosphorylation. Walaupun
fermentasi sangat membantu dalam waktu pendek dan intensitas tinggi untuk
bekerja, ia tidak dapat bertahan dalam jangka waktu lama pada organisme aerobik
yang kompleks. Sebagai contoh, pada manusia, fermentasi asam laktat hanya mampu
menyediakan energi selama 30 detik hingga 2 menit.
Tahap akhir dari fermentasi adalah konversi piruvat ke produk
fermentasi akhir. Tahap ini tidak menghasilkan energi tetapi sangat penting
bagi sel anaerobik karena tahap ini meregenerasi nicotinamide adenine
dinucleotide (NAD+), yang diperlukan untuk glikolisis. Ia
diperlukan untuk fungsi sel normal karena glikolisis merupakan satu-satunya
sumber ATP dalam kondisi anaerobik.
5.
Fermentasi makanan
Proses Teknik Fermantasi:
1. Tahap Pengelolahan bahan baku.
Bahan baku yang
akam difermentasi lebih dahulu diolah menjadi subtrat dengancara menghauluskan
(pada bahan baku padat) atau dengna mengantur pH, penambangan air, dan pengaturan
komposisi senyawa makro/mikro.
2. Tahap
sterlisasi.
Bahan subtrat
disetrilkan agar tidak terkontaminasi oleh mikrob lain yang dapat mengangu proses.
3. Tahap fermentasi
Proses
fermentasi biasanya dilakukan dalam bioeraktor, yaitu suatu tabung tertutup
yang dapat diataur mengadukan,
pengudaraan (aeransi), suhu optimumnya. Di dalam bioreaktor telah terdapat ragi
atau yang dibutuhkan
4. Tahap pemisahan hasil.
Pemisahan antara produk dan residu (
hasil sampingan ) dapat dilakukan dengna carafiltrasi(penyaringan).
5. Tahap pengelolahan hasil.
Produk yang sudah dihasilkan diolah
lebih lanjut dengan menambahkan zat adiktif untuk menambah aroma atau warna
yang lebih menarik.
6. Tahap produk akhir.
Produk akhir merupakan produk yang
telah siap di pasarkan.
Bioremediasi
adalah proses pengguanan mikrob untuk menyingkirkan atau melenyapkan polutan
dari lingkungan. Bioremendiasi dibedakan menjadi bioremendiasi intristik, yaitu
biodegradsi yang terjadi pada kondisi alami dan bioremendiasi yang direkayasa.
Keberhasilan
bioremediasi sangat di tentukan oleh beberapa faktor, yaitu kontak antara
mikrob dan subtrat, keadaan fisik lingkungan yang tepat, nutrien oksigen, dan
keberadaan senyawa toksik bioremediasi meliputi dua tipe, yaitu fitoremediasi
dan biofiltrasi, fitoremidiasi adalah pemanfaatan atau fungsi untuk menyisihkan
polutan komplek dari buangan limbah industri.
Bahan-bahan
sisa dari minyak bumi dan minyak kelapa tersebut masih mengandung berbagai macam
asam lemaka berantai panjang dan pendek yang dapat dimanfaatkan sebagai subtrat
penghasil asam laurat. Asam lemak tersebut dapat dikomersialisasikan sebagai
kompenen utama sabun dan deterjen. Produksi asam laurat dari limbah- limbah
tersebut dapat ditingkatkan dengan menggunakan mikrob yang telah dimodifikasi.
Salah satu mikrob tertsebut adalah Candida sp.
Pembuatan tempe dan tape (baik tape
ketan maupun tape singkong atau peuyeum) adalah proses
fermentasi yang sangat dikenal di Indonesia. Proses
fermentasi menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai dari makanan
sampai obat-obatan. Proses fermentasi pada makanan yang sering dilakukan adalah
proses pembuatan tape, tempe, yoghurt, dan tahu.
C.
Fermentasi
Bidang Pangan
Pengolahan
produk susu:
1)
Yoghurt
Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih
dahulu,selanjutnya sebagian besar lemak dibuang. Mikroorganisme yang berperan
dalam pembuatan yoghurt, yaitu Lactobacillus
bulgaricusdan Streptococcus thermophillus. Kedua bakteri tersebut ditambahkan
pada susu dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya disimpan selama ± 5 jam pada
temperatur 45oC. Selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai
akibat dari kegiatan bakteri asam laktat. Selanjutnya susu didinginkan dan
dapat diberi cita rasa.
2)
Keju
Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu
Lactobacillus dan Streptococcus. Bakteri tersebut berfungsi memfermentasikan
laktosa dalam susu menjadi asam laktat.
3)
Mentega
Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis
dan Lectonostoceremoris. Bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman.
Selanjutnya, susu diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan.
Kemudian lemak mentega diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap dimakan.
Produk
makanan non susu:
a)
Kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus oryzae dibiakkan pada
kulit gandum terlebih dahulu. Jamur Aspergillus oryzae bersama-sama dengan
bakteri asam laktat yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan
campuran gandum. Setelah proses fermentasi karbohidrat berlangsung cukup lama
akhirnya akan dihasilkan produk kecap.
b)
Tempe
Tempe
mempunyai nilai gizi yang baik. Di samping itu tempe mempunyai beberapa
khasiat, seperti dapat mencegah dan mengendalikan diare, mempercepat proses penyembuhan
duodenitis, memperlancar pencernaan, dapat menurunkan kadar kolesterol, dapat
mengurangi toksisitas, meningkatkan vitalitas, mencegah anemia, menghambat
ketuaan, serta mampu menghambat resiko jantung koroner, penyakit gula, dan
kanker. Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga
diperlukan ragi. Ragi merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini
kapang. Dalam proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan empat jenis
kapang dari genus Rhizopus, yaitu Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus stolonifer,
Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari kapang tersebut akan
mengikat keping-keping biji kedelai dan memfermentasikannya menjadi produk
tempe. Proses fermentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein,
lemak, dan karbohidrat. Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe
sampai sembilan kali lipat.
c)
Tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan
sel-sel ragi. Ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi
produk yang berupa gula dan alkohol. Masyarakat kita membuat tape tersebut
berdasarkan pengalaman.
d) Pembuatan Oncom
Oncom merupakan makanan yang dikenal
di kawasan Jawa Barat. Oncom terbuat dari ampas tahu, yaitu ampas kedelai
dengan bantuan jamur Neurospora sitophila. Jamur ini dapat menghasilkan zat
warna merah atau oranye yang merupakan pewarna alami.
Neurospora dapat mengeluarkan enzim amilase, lipase protease yang aktif selama
proses fermentasi. Selain itu, juga dapat menguraikan bahan-bahan dinding sel
ampas kacang kedelai, singkong, atau kelapa. Fermentasi ini juga menyebabkan
terbentuknya sedikit alkohol dan berbagai ester yang beraroma sedap.
e) Pembuatan Asinan Sayuran
Asinan sayuran merupakan sayuran yang diawetkan dengan jalan fermentasi asam.
Bakteri yang digunakan adalah Lactobacillus sp., Streptococcus sp., dan
Pediococcus. Mikroorganisme tersebut mengubah zat gula yang terdapat dalam
sayuran menjadi asam laktat. Asam laktat yang terbentuk dapat membatasi
pertumbuhan mikroorganisme lain dan memberikan rasa khas pada sayuran yang
difermentasi atau sering dikenal dengan nama ‘acar’.
f) Pembuatan Roti
Jika Anda makan roti atau donat, pernahkah Anda berpikir bila pembuatan roti
atau donat itu sebenarnya juga melalui proses fermentasi? Proses fermentasi ini
dibantu dengan bantuan yeast atau khamir yaitu sejenis jamur.
Jika
Anda mempunyai kesempatan memperhatikan pembuatan roti atau donat, maka adonan
tepung akan mengembang. Yeast yang ditambahkan pada adonan tepung akan
menjadikan proses fermentasi, yaitu akan menghasilkan gas karbon dioksida dan
alkohol. Gas karbon dioksida tersebut dapat berguna untuk mengembangkan roti,
sedangkan alkohol dibiarkan menguap. Selanjutnya, akan terlihat jika adonan
tersebut dioven akan tampak lebih mengembang dan ukurannya membesar, hal ini
dikarenakan gas akan mengembang jika temperatur tinggi. Hasilnya seperti yang
Anda lihat roti akan berwarna kekuningan dan lembut, tetapi jika tidak
beruntung roti akan keras dan padat (bantat).
g) Minuman Berakohol
Mikroorganisme yang digunakan adalah
khamir dari genus Saccharomyces. Minuman yang sangat terkenal yaitu anggur
sebenarnya adalah buah anggur yang sudah mengandung gula sehingga dapat
digunakan secara langsung oleh ragi selama proses fermentasi. Pada proses
pembuatan minuman ini sudah tidak diperlukan tambahan gula lagi, apabila ingin
menambah cita rasa dapat ditambahkan buah-buahan dan gula secukupnya.
Bakteri yang digunakan adalah bakteri yang bersifat asam laktat karena buah
anggur mengandung asam malat yang tinggi. Bakteri tersebut akan mengubah asam
malat menjadi asam laktat yang lemah dan proses ini disebut fermentasi
malolaktat sehingga hasil minumannya memiliki rasa yang lebih baik dan sedikit
asam. Bir sebenarnya merupakan produk yang berasal dari tepung biji padi-padian
yang difermentasi oleh ragi. Hanya ragi tersebut tidak bisa menggunakan tepung
itu secara langsung. Cara pembuatannya, yaitu biji padi-padian dibiarkan untuk
berkecambah terlebih dahulu, kemudian dikeringkan lalu digiling, hasilnya
disebut dengan malt yang berupa glukosa dan maltosa, dan proses perubahan
tersebut dinamakan dengan malting. Selanjutnya baru difermentasi oleh ragi
menjadi etanol dan karbondioksida.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Fermentasi
adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum,
fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Fermentasi dapat terjadi
karena adanya aktivitas mikroba penyebab fermentasi pada substrat
organik yang sesuai. Terjadinya fermentasi dapat menyebabkan perubahan
sifat bahan pangan sebagai akibat pemecahan komponen-komponen bahan tersebut.
Jika cara pengawetan yang lain ditujukan untuk mengurangi jumlah mikroba, maka
proses fermentasi adalah sebaliknya yaitu memperbanyak jumlah mikroba dan
menggiatkan metabolismenya. Tetapi jenis mikroba yang digunakan sangat terbatas
yaitu disesuaikan dengan hasil akhir yang dikehendaki (Winarno et al., 1980).
Keberhasilan fermentasi sangat di
tentukan oleh beberapa faktor, yaitu kontak antara mikrob dan subtrat, keadaan
fisik lingkungan yang tepat, nutrien oksigen, dan keberadaan senyawa toksik
bioremediasi meliputi dua tipe, yaitu fitoremediasi dan biofiltrasi,
fitoremidiasi adalah pemanfaatan atau fungsi untuk menyisihkan polutan komplek
dari buangan limbah industri.
Diantara hasil
fermentasi bahan pangan yaitu tape, tempe, oncom, minuman alcohol, mentega,
keju, kecap dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA