Dalam mata kuliah psikologi pendidikan saya diberi tugas mempresentasikan 'Formulasi Untuk Perempuan'. Saat itu saya juga membahas tentang gender mana yang mempunyai IQ lebih tinggi. Kesimpulan yang saya dapatkan dari buku yang telah saya baca yaitu perempuan dan laki-laki mempunyai keunggulan dalam bidang yang berbeda-beda. Beberapa minggu setelah presentasi, saya menemukan artikel ini. Ternyata pendapat saya tidak jauh berbeda dengan artikel ini.
VIVAnews - Pria dan wanita dilahirkan dengan kognitif sama. Hanya
saja, orang tua kerap kali membedakan. Pemikiran inilah yang
berkembang sejak tahun 80-an dan kerap menjadi dasar sebuah pertanyaan. Apa sebenarnya yang membedakan pria dan wanita?
Sebagian
besar psikolog percaya bahwa perbedan yang ditunjukkan oleh otak pria
dan wanita adalah bawaan. "Kita kerap membedakan pria dan wanita, tapi
ternyata secara biologis mereka pun berbeda," ujar Diane Halpern,
seorang profesor psikologi di Claremont McKenna College, yang telah
mempelajari perbedaan gender kognitif selama 25 tahun.
Di seluruh kelompok usia, budaya, dan negara, pria cenderung memiliki keterampilan spesial yang lebih baik dibanding wanita. Sebagai contoh, pria
mampu memutar obyek dalam pikiran mereka sehingga mereka bisa
mengimajinasikan keseluruhan objek, baik yang mereka lihat maupun yang
mereka bayangkan.
Perbedaan ini telah didokumentasikan pada bayi yang masih berusia 3
bulan. Pria juga diketahui lihai dalam menentukan orientasi sudut dan
navigasi.
Sedangkan, wanita cenderung memiliki memori yang lebih
besar dengan kefasihan lisan. "Mereka lebih baik dalam mengingat sesuatu
hal," ujar Halpern.
Namun, seperti dikutip dari LiveScience, perbedaan keterampilan yang dimiliki pria dan wanita tak membuat perbedaan tingkat kecerdasan.
"Tidak ada gender yang lebih pintar."
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dilaporkan bahwa pria cenderung lebih baik dalam matematika, sedangkan wanita kerap kali unggul dalam membaca dan menulis.
Wanita pun cenderung lebih baik dalam semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Sedangkan, pria cenderung unggul dalam bidang di luar kurikulum sekolah mereka.
Ketika pria dan wanita diberikan akses yang sama akan pendidikan, rata-rata,
wanita akan cenderung lebih baik dalam membaca dibandingkan pria, dan
pria cenderung lebih baik dalam tugas yang menuntut kreativitas.
Dan, pertanyaan kembali muncul adalah kalau tidak ada gender yang lebih pintar, mengapa 90 persen CEO adalah pria dan 90 persen wanita hanya menjadi sekretaris.
Menurut
Halpern, sebagian besar wanita mencari pekerjaan dengan waktu yang
fleksibel dan tidak lebih lama dibanding pria dengan alasan agar mereka
memiliki waktu untuk mengurus kebutuhan rumah tangga.
Inilah mengapa, jenjang karir kebanyak wanita cenderung lebih pendek
dibandingkan pria yang memiliki tanggung jawab untuk menafkahi
keluarga.
Banyak bidang pekerjaan yang kehilangan wanita berbakat. Dan ternyata, pria pun bisa menjadi pengasuh yang sangat baik.
"Kita tidak bisa memiliki kesetaraan dalam pekerjaan, jika kita tidak memiliki kesetaraan di rumah," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar